MAHA MUHAMMAD MICHAEL MADE

- Blog ini dibuat untuk media sliaturahmi. - Untuk guru yang suka kepada muridnya - Untuk dosen yang hanya melihat kemampuan mahasiswanya hanya dari absensi kehadiran. - Kepada mahasiswa dihantui kata "PRODUK GAGAL"

 
PMII dan Pesantren

Tema yang akan didiskusikan adalah dua hal yang sama-sama memiliki suatu bentuk karakteristik yang perlu dicari benang merahnya. Pesantren dan PMII dua Institusi berbeda, setidak tidaknya menyangkut ; pertama, proses berdirinya pesantren pada umumnya dan proses berdirinya PMII. Kedua, pesantren lebih memiliki karakter sebagai lembaga pendidikan agama, sedangkan PMII memiliki karakter gerakan. Ketiga, setiap pesantren memiliki karakter yang berbeda dan potensi kelembagaan yang vareatif. Sementara PMII adalah suatu institusi yang memiliki induk secara Nasional, sehingga dari pusat sampai ke daerah terpadu dalam satu bingkai pemahaman dan gerakan. Dan masih ada beberapa perbedaan yang tidak tersebutkan dalam paparan tulisan ini.

Terlepas dari perbedaan tersebut, bukan berarti keduanya tidak memiliki mata rantai hubungan, bahkan kedua institusi ini sebenarnya mempunyai hubungan yang cukup erat dan signifikan terutama pada landasan minhajul fikr (Aswaja) nya dan latar belakang kelembagaannya. Oleh karena itu penting untuk kita mengkaji benang merah yang cukup tebal itu pada kedua sosok lembaga ini. Terutama bagi mereka yang kurang memahami seluk beluk pesantren, dan mereka yang baru masuk sebagai kader PMII.

Menelusuri sejarah kehadiran PMII sebagai organisasi gerakan mahasiswa Islam yang merupakan kristalisasi pergulatan pemikiran Mahasiswa latar belakang sosio kulturalnya dari kalangan Nahdiyin bahkan notabene sebagian mereka berasal dari kalangan pesantren atau mereka yang memiliki kedekatan kultur dengan pesantren. Tentu dengan demikian Pesantren dan PMII mempunyai hubungan sejarah yang cukup kental. Bahkan sampai sekarang sebagian besar orang pesantren memiliki hubungan emosional dengan PMII, dan mahasiswa dari pesantren kecenderungannya memilih PMII sebagai tempat untuk menempa diri.

Ada beberapa dampak positif dari aspek sejarah tersebut, diantaranya adalah secara psikologis mahasiswa pesantren tidak akan merasa kehilangan jati diri sebagai santri. Karena di PMII ia akan dapat beraktualisasi dengan oraganisasi yang sinergis akar budayanya dengan pesantren. Sinergisitas itu dapat digali dari kesamaan pandangan (Aswaja) dalam merespon perubahan di segala aspek, baik sosial budaya, politik, ekonomi dan lain sebagainya. Sekalipun tidak bisa dipungkiri mesti ada perbedaan khususnya dalam rumusan aksi. Keterlibatan santri di organisasi ada tanggung jawab moral untuk mewarnai terhadap pola pemikiran dan gerakan dalam melihat, mencermati dan merespon perubahan dari sudut pandang agama. Interaksi langsung atau tidak langsung seperti ini akan terjadi hubungan saling memberi dalam organisasi PMII.

Aswaja bagi kalangan Pesantren dan PMII sudah menjadi metodologi pemikiran. Sifat pemikiran Aswaja yang moderat lebih bisa diterima dari semua elemen bangsa, organisasi, golongan bahkan agama sekalipun. Keterbukaan merespon perubahan dan kehati-hatian menjadi nilai plus umat Islam di Indonesia. Sehingga sikap fleksibel yang ditampilkan akan memberikan kemudahan dalam melakukan perubahan di berbagai bidang kehidupan. Semua ini tidak terlepas dari landasan pola pikir golongan atau oraganisasi, yang tentu pola fikir tersebut mempengaruhi terhadap prilaku golongan atau organisasi tersebut. Dan dari sudut pandang ini pesantren dan PMII hampir tidak ada perbedaan yang prinsip.

Dari kaca mata sosiologi, mahasiswa tingkat stratifikasi sosialnya termasuk dalam kategori kelas menengah berdasarkan tingkat pendidikannya. Pada konteks ini potensi dan peluang mahasiswa sangat besar karena posisinya bisa berperan ke bawah (masyarakat) rentan dan dapat menjangkau terhadap kelas di atasnya (terutama politik) dalam mengawal dan mengkritisi kebijakan untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat. Kondisi serupa tidak jauh berbeda dengan pesantren yang begitu dekat hubungannya dengan masyarakat. Indikator kedekatan itu adalah kuatnya partisipasi masyarakat terhadap pesantren, begitu juga sebaliknya. Sehingga pesantren dan PMII ada pada posisi strategis sebagai agen perubahan. Peran strategis dan sinegis antara pesantren dan PMII adalah kekuatan besar sebagai mediator, trasformator dan inovator perubahan sesuai dengan harapan yang dicita-citakan.

Hubungan keduanya tidak mungkin bisa ada pada posisi dan melakukan peran yang sama dalam kerangka strategisnya. Yang bisa dilakukan adalah bagaimana keduanya bisa membagi peran membangun kekuatan, bersama elemen penting lainnya yang bisa bersinergis untuk kemaslahatan umat.

Tetapi demikian ada kelemahan sekaligus menjadi kekuatan pesantren yang patut dicermati untuk membangun hubungan sinergis keduanya, yaitu :

1. Pesantren di Indonesia sangat variatif, bahkan sekarang menjamur pesantren-pesantren yang didirikan bukan dari kalangan pesantren dengan model baru yang berbeda dengan pesantren pada umumnya.

2. Keragaman pesantren tidak semua dapat terjangkau oleh organisasi di luarnya dalam membangun hubungan sinergis karena keterbatasan potensi yang dimiliki. Potensi kelembagaan pesantren dapat dibagi tiga, pertama, pesantren yang baru tumbuh. Yang kedua, pesantren berdaya, dan ketiga, pesantren mandiri.

3. Setiap pesantren memiliki keunikan sendiri, dan ini tergantung pada Kiyai sebagai pimpinannya. Tidak jarang keunikan tersebut dijadikan daya tawar dengan dunia di luar pesantren untuk kepentingan politik.

4. Harus kita akui bahwa pergulatan pemikiran dikalangan mahasiswa seringkali membuat kalangan Kiyai di beberapa pesantren kurang merespon positif.

Berdasarkan pendekatan tersebut diatas, tentu masih banyak yang perlu kita rumuskan untuk membangun kekuatan bersama secara kontinu.

.
Foto PC Probolinggo
Dengar Musik

Free Indo Flash Mp3 Player at musik-live.net.
Untuk Teman-Teman
Cinta yang sengaja dipendam.............. adalah cara tercepat untuk patah hati
Sabtu, 21 Juni 2008
Kepada para mahasiswa
Yang merindukan kejayaan
Kepada rakyat yang kebingungan
Di persimpangan jalan
Kepada pewaris peradaban
Yang telah menggoreskan
Sebuah catatan kebanggaan
Di lembar sejarah manusia
Wahai kalian yang rindu kemenangan...!
Wahai kalian yang turun ke jalan...!
Demi mempersembahkan jiwa dan raga
Untuk negeri tercinta.
posted by Dog_enD @ 23.04   1 comments
Macam - Macam Konflik
Fenomena konflik sosial
• Konflik adalah fenomena sosial, selalu ada dalam setiap kehidupan (masyarakat bersahaja, agraris maupun industrial), tetapi bisa dikelola sehingga tidak menghancurkan sistim keseluruhan.
• Empat pokok bahasan: struktur konflik, proses konflik, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konflik dan konteks konflik.
• Konflik bisa terjadi di dalam kehidupan masyarakat sipil, tetapi juga bisa: (1) antara masyarakat sipil dengan mereka yang di sektor publik dan sektor swasta, (2) antara mereka yang di sektor sukarela dengan mereka yang di sektor publik dan sektor swasta, (3) antara mereka yang di sektor publik dan mereka di sektor swasta.
• Karena kehidupan sosial adalah satu kesatuan yang saling berkaitan, maka setiap konflik sosial akan memiliki dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat sipil.
Struktur konflik
• Struktur konflik terkait dengan tiga macam sumber konflik:ideology (keyakinan terhadap paham/isme tertentu), interest (kepentingan, terutama ekonomi), understanding (pengertian atau pemahaman).
• Masing-masing sumber konflik bisa menjadi bagian pembahasan tersendiri (terpisah), masing-masing dapat dianalisis berdasarkan: (1) size (luas) konflik, dan (2) intensity (kedalaman) konflik.
• Size (luas) konflik: masalah kuantitas, jumlah orang/pihak yang terlibat konflik, jumlah wilayah/daerah yang menjadi ajang konflik, semakin luas semakin sulit diredakan atau dicarikan alternatif solusi.
• Intensity (kedalaman) konflik: masalah kualitas, persoalannya rumit terkait dengan banyak faktor, durasi waktunya panjang, semakin dalam semakin sulit diredakan atau dicarikan alternatif solusi.
• Sering terjadi korelasi positif antara size konflik dan intensity konflik.
Konflik ideologi
• Dalam ideologi terdapat keyakinan (kebenaran, kesejahteraan lahir- batin, terkait hubungan sesama manusia dan manusia dengan Tuhan), simbol (tanda bermakna) dan ritual (fungsi sosialisasi).
• Sumber ideologi: kreasi pikir (etika, paradigma), agama (wahyu dari Tuhan). Kreasi pikir dibingkai rasionalisasi (penalaran), sedangkan agama diterima sebagai doktrin dan pandangan atau jalan hidup.
• Ideologi sebagai kreasi pikir berakar dari situasi sosial atau peradaban tertentu (komunisme lahir sebagai alternatif kapitalisme), ada image of the subject matter tertentu, dilengkapi dengan strategi untuk mencapainya.
• Konflik akibat perbedaan ideologi bisa lebih kompleks, lebih luas dan lebih dalam (intensity) dibandingkan dengan orientasi kandungan ideologi (basis ideologi sama tetapi pemahaman dan perwujudan dalam sikap dan perilaku berbeda).
Konflik kepentingan (interest)
• Konflik kepentingan adalah cerminan dari kompetisi antara individu atau kelompok tertentu untuk mendapatkan sumber yang bersifat tangible (nyata, dapat dilihat dan diidentifikasi) serta memperoleh rewards (keuntungan).
• Arah konflik kepentingan: zero-sum outcomes (memperoleh atau kehilangan seluruhnya, tidak ada kompromi) atau positive-sum outcomes (terbagi sama, kepentingan diusahakan diakomodasi meskipun tidak harus persis sama).
• Dalam konflik kepentingan kerap terjadi manipulasi situasi/kondisi (menonjolkan hak sendiri, mengabaikan hak pihak lain), keragaman penafsiran terhadap sumber konflik (agar rewards lebih besar).
• Semakin besar potensi perbedaan hasil yang diperoleh, konflik semakin luas atau kompetitif dan semakin dalam, karena itu semakin sulit dicarikan alternatif solusi.
Konflik understanding
• Konflik understanding adalah cerminan tidak ada saling pengertian atau pemahaman dalam mencapai tujuan bersama (collective goals), rumusan tujuan ditafsirkan menurut persepsi yang berbeda, diyakini paling efektif, efisien, paling memelihara equity dan pemberdayaan.
• Tekanan konflik understanding tidak terletak pada who should get more, tetapi lebih pada how both can get more, karena itu proses mencapai sangat penting; proses sama pentingnya dengan tujuan.
• Upaya mencari solusi konflik ini: menekan pada thinking intuitively rather than analytically (membangun perasaan saling memahami), adopting a problem solving approach rather than a competitive (menekankan ada masalah yang harus dijawab), memperbanyak kontak dan komunikasi.



Proses konflik
 Ada dua macam proses konflik: bargaining dan debating. Bargaining menekankan pada upaya menyepakati pelbagai bentuk konsensi (siapa dapat apa dan berapa), dan debating menekankan pada diskusi dan persuasi dalam negosiasi (adu argumen).
 Bargaining dan debating memerlukan simbol komunikatif yang disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat konflik, ada persamaan konsep dan persepsi
 Durasi waktu bargaining dan debating bisa pendek bisa pula panjang tergantung pada seberapa kompleks persoalan yang menjadi akar konflik, semakin kompleks semakin panjang.
 Bargaining dan debating bisa dilakukan oleh semua pihak yang terlibat konflik, bisa pula melalui perwakilan (hanya dilakukan oleh tokoh-tokoh kunci).
Bargaining
• Perolehan konsensi ditentukan oleh pilihan strategi, bentuk tekanan, alternatif tawaran dan kejelasan keuntungan yang diperoleh.
• Di dalam prosesnya terdapat: ekspektasi (harapan pihak-pihak yang terlibat konflik), evaluasi (layak apa tidak) dan penilaian (seberapa besar keuntungan yang kelak diperoleh). Perubahan ekspektasi berpengaruh terhadap evaluasi dan penilaian.
• Alternatif bargaining bisa cooperative (menuju kerjasama, saling pengertian, damai) atau competitive (menunjukkan kekuatan masing-masing meskipun tetap mengakui kekalahan, fairness, demokratis).
• Arah dan perubahan bargaining bisa dipengaruhi oleh kemampuan dan ketahuan individual pihak-pihak yang terlibat konflik, kepemimpinan yang dimiliki dan struktur kekuasaan masyarakat tempat afiliasinya.
Debating
• Fokus analisis debating adalah pada kemauan saling memberi dan saling menerima seperti yang lazim terjadi pada kelompok kecil. Masing-masing pihak yang terlibat konflik memposisikan diri harus memperoleh sesuatu melalui tawaran alternatif.
• Debating membutuhkan saling pengertian, meskipun tidak menjamin perolehan hasil, tanpa saling pengertian tidak terbangun persamaan konsep dan persepsi dan debating bisa terhenti.
• Peningkatan pengertian bisa memberi kesempatan luas untuk membangun persetujuan dan menemukan alternatif solusi konflik. Alternatif solusi bisa dirumuskan dan disepakati bersama.
• Keberhasilan debating tergantung teknik yang dipergunakan oleh pihak-pihak yang terlibat konflik, serta kemauan membangun kompromi di antara mereka. Mereka juga harus punya komitmen.
Faktor-faktor mempengaruhi konflik sosial
• Faktor-faktor yang mempengaruhi luas (size) dan kedalaman (intensity) konflik: orang yang terlibat (person variables), konteks konflik (terkait dengan role obligations) dan lingkungan yang melingkupi (situasi dan kondisi sosial ketika terjadi konflik).
• Person variables: sifat atau karakteristik orang yang terlibat konflik, persepsi, sikap dan perilaku mereka (terutama terkait dengan pilihan strategi), tingkat pendidikan, status sosial ekonomi.
• Role obligations: apa yang mau diperjuangkan atau diraih (tujuan), kelompok atau organisasi apa yang diwakili (representasi), dan
• Lingkungan: kesempatan membangun kontak dan komunikasi, kondisi sosial, ekonomi dan politik (krisis apa tidak), serta ketepatan waktu memperjuangkan atau meraih tujuan
posted by Dog_enD @ 13.09   0 comments
Serving By Heart
“Maka disebabkan oleh rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (QS. Al-Imran: 159)

Melayani adalah tugas setiap Muslim. Ia bagaikan seorang dokter yang siap menyediakan obat mujarab sesuai dengan penyakit yang diderata pasiennya (Hasan Al-Bana)

Tiba-tiba seorang Badui buang air kecil di pojok masjid Rasulullah. Maka serentak para sahabat bereaksi keras. Tapi perhatikan apa yang dilakukan Rasulullah, beliau mendekati dengan kelemah lembutan hatinya dan bertanya, “Tidakkah kamu tahu tempat apakah ini?” dijawab olehnya “Tidak” kemudian di tanya lagi “Apakah kamu tahu apakah hukumnya air kencingmu?” dijawab olehnya “Tidak tahu”. Maka segera ia meminta salah seorang sahabat untuk membersihkannya.

Begitulah Rasulullah bersikap. Ia memahami dahulu suasana orang Badui tersebut. Sebelum kemudian memberikan pengarahan dan penjelasan. Itulah yang disebut dengan melayani dengan hati. Melayani dengan hati adalah menumbuhkan sikap empati, berusaha memahami, baru minta di pahami.

Berusaha melayani dengan hati, artinya kita harus membawa diri kita seperti orang yang ada di hadapan kita, memahami apa yang di butuhkan oleh manusia di depan mata kita. Kata kunci dalam melayani dengan hati ini adalah komunikasi. Tampilkan sebaik mungkin, jelas, dan lemah lembut serta senantiasa bersedia menyiapkan telinga untuk mendengarkan keluhan atau kebutuhan orang lain. Sebagaimna kata hati dalam bahasa Inggris ialah Heart yang kalau di pisah menjadi Hear dan Art, berarti seni mendengar.

Beberapa langkah berikut, barang kali bisa membantu kita untuk terbiasa melayani dengan hati. Terlebih, pada dasarnya, seluruh kehidupan kita tak bisa di pisahkan dengan proses saling melayani.

Pertama, Ketahui Tiga Karakteristik Manusia:
1. Make Me Important (Mary Kay), buat saya merasa penting.
Sesungguhnya tanpa di sadari di setiap dahi kita tertulis Make Me Feel Important (Siapa pun di hadapan kita adalah orang penting) dan kita penting untuk siapa pun. I Need You, You are so Important to Me.

2. Tak ada Orang yang Ingin “dicuekin” (dibiarkan)
Setiap idividu ingin di perhatikan, dihargai stiap lisan da perbuatannya. Dicuekin membuat orang kecewa, sedih, kesal, siapapun orangnya. Dicuekin berarti tidak di tanggapinya lisan dan perbuatan kita (sikap masa bodoh/sebodo amat)

3. Setiap Individu Ingin Diperlakukan dengan Baik.
Karena itu, perlakukanlah orang lainsebagaimana engkau ingin di perlakukan. Kepuasan terhadap pelayanan itulah yang di inginkan.

Kedua, Sertai Pelayanan dengan Hatia. Bagaimana Kita Memandang Diri Sendiri
Analisa diri kita. Apa kekuata, kelemahan, peluang dan hambatan yang dimiliki. Sudahkah nilai-nilai kebenaran terinternalisasi dalam diri. Jika kita ingin mengubah orang, sudahkah perubahan terjadi pada diri kita? Orang yang bisa memberi adalah orang yang memiliki.

b. Bagaimana Kita Memandang Orang Lain
Berpikir positif, menjauhkan buru sangka, setiap Individu memiliki kekurangan dan kelemahan, mampu memahami karakter dan latar belakang orang yang kita hadapi.

c. Bagaimana Kita Memandang Pekerjaan Kita
Kita tahu tujuan pekerjaan yang sedang kita geluti, dan tahu manfaat pekerjaan itu. Anda tahu bagaimana harus bersikap.

Ketiga, Gunakan Empat Langkah Pelayanan S.I.A.P:
Siapkan kebutuhan pengguna, Identifikasi kebutuha pengguna, Aktifkan diri dan bersikap positif, dan Pastikan pengguna puas. Ingat hidup manusia tak bisa sendiri, akan senantiasa membutuhkan pertolongan orang lain walaupun ia adalah seorang supir angkot atau seorang ‘kacung’ sekali pun.

Dan orang-orang yang senantiasa merawat sifat egoisnya dan selalu ingin di layani, tanpa ia mau melayani walau kepada seorang budak sekalipun, maka sebaiknya tinggallah ia dibawah batu nisannya. Karena ada kalanya kita harus melayani dan ada saatnya kita di layani. “Seorang mukmin itu makhluk yang cepat akrab, maka tidak ada kebaikan pada orang yang tidak cepat akrab dan tak bisa diakrabi”. (HR. Ahmad dan Thabrani)

Keempat, Kenali Karakteristik Hati:
A. Hear with your deep feeling
~ Dengarkan suara hati saat berinteraksi dengan orang lain.
~ Bicaralah dengan sang hati
~ Nilai-nilai kebaikan apa yang muncul dari suara hati kita.
~ Kalau saya adalah dia, apa yang harus saya lakukan?
~ Bagaimana perasaan saya bila mendapat perlakuan kasar pula?
~ Berusahalah memahami terlebih dahulu, barulah kita di pahami.

B. Activate yourself
~ Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya hari esok, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di hari esok.
~ Sapa dia, Sampaikan Salam, beri Senyum, Sapa, Sopan dan Santun padanya (Aa Gym)
~ Proaktif diri, jangan menunggu. Datangilah dia, tanyakan siapa namanya, dimana rumahnya, apa yang bisa anda berikan padanya.
~ Berikan our total body Language saat berhadapa padanya; tatapan mata (Eyes to eyes contact, ETEC)
~ Hargai sesuatu yang dikatakan dan dilakukan serta yang ia berikan kepada kita, walaupun itu kecil bagi kita, tetapi boleh jadi besar bagi sang pemilik.
~ Lontarkan kata maaf jika bersalah, dan berikan nasihat serta maaf jika siapapun dihadapan kita berbuat kesalahan

C. Tell the truth
~ Bicaralah dengan kejujuran, jangan memenjarakan suara yang datang dari hati.
~ Jujur berarti sesuai apa yang kita lakukan, dengan pa yang kita katakan, jujur berarti sesuai dengan apa yang ada.
~ Katakan salah jika memang salah, katakan benar jika yang dikatakan oleh siapapun itu benar.
~ Suarakan suaramu, suarakan nuranimu.

D. In the right position (right man, place and time)
~ Posisikan diri untuk siap melayani kapan pun, dimana pun dengan siapa pun dan dengan apa pun.
~ Ikhlas melayani tanpa pamrih dari yang dilayani.
~ Format suasana hati kita untuk senantiasa penuh dengan motivasi, dan kebahagiaan. Maka selagi masih ada keinginan di hati kita untuk senan tiasa menambah rekening tabungan akhirat, Cobalah, mengawali dan menerapkan dari diri kita, dengan sesuatu yang kecil, jangan menunda esok hari. Bukankah kita ingin di golongkan sebagai manusia yang bermanfaat bagi orang lain?
posted by Dog_enD @ 12.42   0 comments
About Me

Name: Dog_enD
Home: Singaraja, Bali, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Kata Mutiara
Sebuah kata berbahasa Arab, Bersayapkan harkat, telah mengajarkan apa yang keluar dari bibir hanya akan bisa sampai telinga. Tetapi, apa yang muncul tulus dari dalam hati pasti akan sanggup mencapai hati orang lain.
Untuk Mahasiswa
Kepada para mahasiswa Yang merindukan kejayaan Kepada rakyat yang kebingungan Di persimpangan jalan Kepada pewaris peradaban Yang telah menggoreskan Sebuah catatan kebanggaan Di lembar sejarah manusia Wahai kalian yang rindu kemenangan...! Wahai kalian yang turun ke jalan...! Demi mempersembahkan jiwa dan raga Untuk negeri tercinta.
Komentar Anda

Jumlah Pengunjung
Free Web Counters
Powered by

BLOGGER

© 2005 MAHA MUHAMMAD MICHAEL MADE Blogspot Template by Isnaini Dot Com